Anyang-anyangan, atau dalam istilah medis sering disebut disuria, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri, perih, atau sensasi terbakar saat buang air kecil. Meskipun sering dikaitkan dengan wanita, kondisi ini juga sangat umum terjadi pada laki-laki dari segala usia. Bagi pria, anyang-anyangan sering kali menjadi indikasi adanya masalah pada saluran kemih atau organ reproduksi yang memerlukan perhatian serius.
Kenyamanan saat buang air kecil adalah hal mendasar, dan ketika sensasi ini terganggu, dampaknya pada kualitas hidup bisa sangat signifikan. Rasa sakit yang tiba-tiba atau berkelanjutan ini tidak boleh diabaikan karena dapat menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat waktu.
Ilustrasi: Representasi umum dari ketidaknyamanan saluran kemih.
Penyebab Umum Anyang-anyangan pada Laki-laki
Berbeda dengan wanita, uretra pria lebih panjang, yang secara statistik membuat mereka sedikit lebih resisten terhadap infeksi saluran kemih (ISK) sederhana. Namun, ketika ISK terjadi pada pria, penyebabnya sering kali lebih kompleks. Berikut adalah beberapa pemicu utama anyang-anyangan pada laki-laki:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Meskipun jarang, pria bisa mengalami ISK. Infeksi ini seringkali lebih rumit dan dapat melibatkan bagian atas saluran kemih seperti ginjal atau prostat. Gejala lain yang menyertai biasanya adalah sering buang air kecil (frekuensi), urgensi, dan urin yang keruh atau berbau.
2. Prostatitis (Peradangan Kelenjar Prostat)
Ini adalah salah satu penyebab paling umum nyeri saat berkemih pada pria, terutama yang berusia di bawah 50 tahun. Prostat yang meradang (akibat bakteri atau non-bakteri) dapat menekan uretra dan menyebabkan rasa sakit parah selama atau setelah urinasi. Prostatitis sering disertai dengan nyeri panggul atau nyeri di antara skrotum dan anus (perineum).
3. Batu Ginjal atau Batu Kandung Kemih
Ketika batu melewati saluran kemih, gesekan atau penyumbatan yang ditimbulkannya dapat menyebabkan iritasi parah pada lapisan saluran kemih, menghasilkan rasa terbakar yang hebat saat urin melewatinya. Rasa sakit ini seringkali bersifat episodik dan sangat intens.
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Banyak PMS, seperti gonore dan klamidia, menyerang uretra (uretritis) dan menyebabkan iritasi signifikan. Anyang-anyangan akibat PMS biasanya disertai dengan keluarnya cairan abnormal dari penis (keputihan atau nanah) dan rasa gatal.
5. Pembesaran Prostat Jinak (BPH)
Pada pria yang lebih tua, pembesaran prostat (BPH) dapat menyebabkan obstruksi aliran urin. Meskipun penyebab utamanya bukan rasa sakit akut, penekanan dan iritasi kronis dapat menyebabkan gejala disuria, terutama jika terjadi infeksi sekunder akibat retensi urin.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Mengabaikan gejala anyang-anyangan bisa berbahaya. Penting untuk mencari bantuan medis profesional jika Anda mengalami kondisi berikut:
- Nyeri yang sangat parah atau berlangsung lebih dari dua hari.
- Adanya darah dalam urin (hematuria).
- Demam tinggi, menggigil, atau nyeri punggung bawah (indikasi infeksi telah mencapai ginjal).
- Keluarnya cairan abnormal dari penis.
- Kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
Langkah Penanganan dan Pencegahan
Penanganan anyang-anyangan pada pria sepenuhnya bergantung pada diagnosis penyebab dasarnya. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri (seperti ISK atau prostatitis bakterial), dokter akan meresepkan antibiotik yang spesifik.
Namun, ada beberapa langkah umum yang dapat membantu meredakan gejala dan mencegah kekambuhan:
- Hidrasi yang Cukup: Minum banyak air membantu "membilas" bakteri dari saluran kemih dan mengurangi konsentrasi zat iritan dalam urin.
- Hindari Iritan: Batasi konsumsi kafein, alkohol, dan makanan pedas, karena zat-zat ini dapat mengiritasi kandung kemih dan prostat.
- Kebersihan yang Benar: Meskipun jarang menjadi penyebab utama pada pria, menjaga kebersihan area genital tetap penting.
- Praktik Seks Aman: Menggunakan kondom dapat mengurangi risiko PMS yang menyebabkan uretritis.
- Pengosongan Kandung Kemih Penuh: Pastikan Anda benar-benar mengosongkan kandung kemih setiap kali buang air kecil untuk mencegah sisa urin menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
Pada kasus prostatitis kronis atau BPH, penanganan mungkin melibatkan obat-obatan khusus untuk merelaksasi otot kandung kemih atau mengurangi ukuran prostat. Konsultasi dengan dokter umum atau urolog sangat krusial untuk mendapatkan penanganan yang efektif dan memastikan tidak ada komplikasi jangka panjang yang muncul akibat kondisi anyang-anyangan yang berkelanjutan.