Penyebab Ayam Lambat Bertelur dan Solusinya
Memelihara ayam petelur adalah kegiatan yang menyenangkan, namun tantangan muncul ketika produksi telur menurun atau ayam membutuhkan waktu terlalu lama untuk mulai bertelur. Fenomena ayam lambat bertelur ini seringkali membuat peternak cemas karena berdampak langsung pada hasil dan keuntungan. Memahami akar masalahnya adalah langkah pertama untuk mengembalikan produktivitas kawanan Anda.
Faktor Utama Penyebab Ayam Lambat Bertelur
Ada banyak variabel yang saling terkait yang dapat memengaruhi siklus reproduksi ayam. Faktor-faktor ini umumnya dapat dikelompokkan menjadi nutrisi, lingkungan, kesehatan, dan genetika.
1. Aspek Nutrisi yang Tidak Tepat
Nutrisi adalah fondasi utama dari produksi telur yang optimal. Kekurangan atau kelebihan nutrisi tertentu dapat mengganggu pembentukan sel telur dan cangkang.
- Kadar Protein Rendah: Protein sangat penting untuk pembentukan putih telur. Kekurangan protein menyebabkan ayam mengerahkan energinya untuk pemeliharaan tubuh, bukan produksi telur.
- Kalsium dan Fosfor yang Tidak Seimbang: Kalsium (Ca) mutlak dibutuhkan untuk cangkang telur yang kuat. Jika rasio Ca dan Fosfor (P) tidak ideal (biasanya rasio 10:1 atau 12:1), penyerapan kalsium akan terganggu, yang dapat memicu ayam berhenti bertelur sementara untuk menyimpan kalsium dalam tulangnya.
- Energi Pakan Kurang: Produksi telur membutuhkan energi yang besar. Pakan yang kekurangan kalori akan membuat ayam berada dalam defisit energi, sehingga fungsi reproduksi menjadi prioritas sekunder.
- Defisiensi Vitamin: Vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium, sementara Vitamin A dan E berperan penting dalam fungsi ovarium.
2. Kondisi Lingkungan yang Kurang Mendukung
Ayam sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Lingkungan yang tidak nyaman memicu stres, dan stres adalah pembunuh produktivitas.
- Pencahayaan Tidak Cukup: Ini adalah penyebab paling umum. Ayam membutuhkan setidaknya 14 hingga 16 jam cahaya per hari untuk merangsang hormon reproduksi. Jika penyinaran terlalu pendek atau intensitasnya rendah, produksi akan terhenti.
- Suhu Ekstrem: Ayam yang kepanasan (stres panas) atau terlalu dingin akan menggunakan energi untuk termoregulasi (menjaga suhu tubuh), bukan bertelur. Suhu ideal biasanya berkisar antara 18°C hingga 25°C.
- Kepadatan Kandang (Overcrowding): Kandang yang terlalu padat menyebabkan kompetisi pakan, peningkatan amonia, dan stres sosial, yang semuanya menghambat pelepasan hormon bertelur.
3. Masalah Kesehatan dan Parasit
Kesehatan adalah prioritas tubuh ayam. Jika ayam sedang melawan penyakit, produksi telur pasti akan menurun drastis.
- Penyakit Infeksius: Penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), atau Marek’s Disease dapat merusak saluran reproduksi atau menyebabkan ayam lesu sehingga berhenti bertelur.
- Cacingan dan Parasit Internal: Parasit menggerogoti nutrisi yang seharusnya diserap ayam untuk memproduksi telur, menyebabkan ayam kurus dan tidak mampu memproduksi secara maksimal.
- Masa Ganti Bulu (Moulting): Ketika ayam memasuki masa moulting (biasanya setelah satu periode bertelur penuh), mereka akan berhenti bertelur karena energi dialihkan untuk meregenerasi bulu. Ini adalah proses alami namun memerlukan penanganan nutrisi khusus.
4. Faktor Usia dan Genetika
Setiap ayam memiliki potensi genetik tertentu, dan usia memegang peranan penting dalam produktivitas.
- Usia Terlalu Tua: Setelah mencapai puncak produksi (sekitar 28-40 minggu tergantung galur), laju produksi secara alami akan menurun seiring bertambahnya usia.
- Ayam Muda Belum Mencapai Umur Siap Telur: Jika ayam baru mulai dipelihara, mereka harus mencapai berat badan dan kematangan seksual yang tepat sebelum mulai bertelur. Memaksa bertelur terlalu dini akan menimbulkan masalah jangka panjang.
Langkah Praktis Mengatasi Ayam yang Lambat Bertelur
Setelah mengetahui penyebabnya, peternak harus melakukan koreksi secara sistematis:
- Evaluasi Pakan: Pastikan formula pakan sesuai dengan fase produksi ayam, cek kandungan protein (minimal 16-18%) dan kalsium (sekitar 3.5-4.5%). Sediakan grit atau kulit kerang terpisah sebagai sumber kalsium tambahan.
- Optimalkan Pencahayaan: Tambahkan lampu (lampu pijar hemat energi sudah cukup) di pagi hari atau sore hari untuk memastikan total durasi pencahayaan mencapai 15-16 jam tanpa gangguan gelap total di tengah malam.
- Manajemen Stres: Pastikan sirkulasi udara baik, suhu stabil, dan kepadatan kandang tidak melebihi rekomendasi (biasanya 3-4 ekor per meter persegi).
- Program Kesehatan Rutin: Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, berikan obat cacing secara berkala, dan pastikan program vaksinasi berjalan lancar.
Mengatasi ayam yang lambat bertelur memerlukan kesabaran dan pengamatan mendalam terhadap kondisi harian kawanan. Dengan perbaikan nutrisi dan lingkungan yang terarah, produksi telur biasanya akan kembali normal dalam beberapa minggu.