Ilustrasi: Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur.
Ayam petelur yang ideal diharapkan dapat menghasilkan telur secara rutin, idealnya mendekati satu butir per hari pada puncak produksinya. Namun, dalam praktik peternakan, sangat wajar jika terjadi variasi atau penurunan frekuensi bertelur. Jika ayam petelur Anda tiba-tiba atau secara konsisten tidak bertelur setiap hari, ada beberapa faktor mendasar yang perlu dievaluasi secara sistematis. Memahami penyebabnya adalah kunci untuk mengembalikan performa puncak kawanan.
Kualitas dan kuantitas pakan adalah penentu utama produksi telur. Proses pembentukan telur membutuhkan energi, protein, kalsium, dan vitamin dalam jumlah besar. Kekurangan salah satu komponen vital ini dapat langsung menghentikan atau mengurangi frekuensi bertelur.
Ayam sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Lingkungan yang tidak nyaman akan memicu stres, yang merupakan pembunuh produksi telur nomor satu.
Kondisi kesehatan kawanan harus selalu prima. Bahkan penyakit ringan yang menyerang sistem reproduksi atau pernapasan dapat menyebabkan ayam berhenti bertelur sementara waktu.
Penyakit umum yang sering menyebabkan penurunan produksi meliputi Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Mycoplasmosis. Selain itu, parasit internal seperti cacing juga dapat mengurangi penyerapan nutrisi, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas dan kuantitas telur.
Tidak semua ayam petelur akan produktif 100% sepanjang hidupnya. Siklus produksi memiliki puncaknya, yang biasanya terjadi antara usia 24 hingga 40 minggu.
Kandang yang terlalu padat menyebabkan kompetisi pakan, air, dan ruang yang berlebihan. Kepadatan yang tinggi juga meningkatkan kelembaban dan konsentrasi amonia, yang keduanya memicu stres dan penyakit.
Selain itu, pastikan tempat bertelur (nest box) bersih, nyaman, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika ayam merasa tidak aman saat akan bertelur, mereka mungkin menunda proses tersebut.
Mengatasi masalah ayam petelur yang tidak bertelur setiap hari memerlukan pendekatan holistik, mulai dari memastikan formulasi pakan yang tepat, mengendalikan suhu dan pencahayaan, hingga menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan kandang secara ketat.