Perut anyang-anyangan adalah istilah umum yang sering digunakan masyarakat untuk menggambarkan sensasi rasa tidak nyaman, kembung, penuh, atau sedikit nyeri di area perut bagian atas atau tengah. Meskipun sering dianggap sepele, kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas harian. Memahami penyebab perut anyang anyangan adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang tepat.
Salah satu pemicu paling umum dari perut kembung atau anyang-anyangan adalah kebiasaan makan yang tidak teratur atau konsumsi jenis makanan tertentu. Makan terlalu cepat membuat kita menelan udara bersama makanan (aerofagia), yang kemudian terperangkap di saluran pencernaan dan menyebabkan kembung.
Selain itu, beberapa jenis makanan diketahui lebih sulit dicerna atau menghasilkan gas berlebih. Contohnya termasuk makanan tinggi serat tertentu (seperti kacang-kacangan, brokoli, kol), minuman bersoda, makanan yang digoreng atau terlalu berminyak, serta produk olahan susu bagi mereka yang mengalami intoleransi laktosa.
Kondisi yang berkaitan dengan peningkatan produksi asam lambung atau gangguan pada lapisan lambung seringkali bermanifestasi sebagai rasa tidak nyaman yang menjalar ke perut bagian atas, yang kadang disalahartikan sebagai anyang-anyangan parah. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD), di mana asam lambung naik ke kerongkongan, dan gastritis (peradangan pada dinding lambung) adalah dua penyebab utama. Rasa panas atau perih sering menyertai sensasi anyang-anyangan akibat gangguan asam ini.
Hubungan antara otak dan usus (gut-brain axis) sangat erat. Ketika seseorang berada di bawah tekanan emosional, tingkat stres, atau mengalami kecemasan, tubuh melepaskan hormon yang dapat memengaruhi motilitas (pergerakan) saluran pencernaan. Hal ini dapat memperlambat proses pengosongan lambung atau meningkatkan sensitivitas usus, yang berujung pada rasa penuh atau anyang-anyangan.
Beberapa kondisi medis yang memengaruhi cara tubuh memproses makanan juga menjadi penyebab perut anyang anyangan. Contohnya adalah sindrom iritasi usus besar (IBS), di mana terjadi gangguan pada kontraksi otot usus, atau sindrom dispepsia fungsional, yaitu gangguan pencernaan kronis tanpa penyebab struktural yang jelas.
Gangguan penyerapan nutrisi, seperti intoleransi gluten atau fruktosa, juga dapat menyebabkan penumpukan gas dan ketidaknyamanan setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Tidak jarang, obat-obatan tertentu dapat memengaruhi keseimbangan flora usus atau memperlambat pergerakan lambung, sehingga menimbulkan efek samping berupa perut kembung dan anyang-anyangan. Obat pereda nyeri seperti NSAID, suplemen zat besi, atau beberapa jenis antibiotik perlu diwaspadai karena potensi efek samping pencernaannya.
Sementara perut anyang-anyangan yang sesekali terjadi mungkin hanya disebabkan oleh makan berlebihan, ada beberapa gejala penyerta yang memerlukan perhatian medis segera. Jika rasa tidak nyaman tersebut disertai dengan penurunan berat badan drastis tanpa sebab, muntah darah, feses berwarna hitam pekat, nyeri dada yang hebat, atau kesulitan menelan, segeralah berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan diagnosis pasti dan memberikan penanganan yang sesuai terhadap penyebab perut anyang anyangan yang mendasarinya.