Ayam Serama, si mungil yang mempesona, telah menarik perhatian banyak penghobi unggas hias di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Keunikan postur tegak dan ukurannya yang kecil menjadikan ayam ini primadona. Namun, selain keindahan ayamnya, aspek krusial yang perlu diperhatikan oleh peternak adalah kualitas dan penanganan telur serama. Memahami seluk-beluk produksi telur dari indukan Serama adalah kunci keberhasilan dalam menghasilkan keturunan yang berkualitas.
Karakteristik Telur Serama
Telur yang dihasilkan oleh ayam Serama memiliki perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan telur unggas petelur komersial. Karena tubuh ayam Serama yang relatif kecil, otomatis ukuran telur yang dihasilkan pun mini. Rata-rata, telur serama memiliki berat antara 15 hingga 25 gram. Ukuran ini memerlukan perhatian khusus, baik dari segi penetasan maupun nutrisi bagi indukannya.
Ilustrasi Telur Serama yang mungil.
Warna cangkang telur serama umumnya bervariasi, namun mayoritas cenderung berwarna putih krem hingga sedikit kecokelatan muda. Kualitas kerabang sangat dipengaruhi oleh asupan kalsium indukan. Kerabang yang tipis atau rapuh akan sangat menyulitkan proses inkubasi karena rentan pecah atau gagal menetas karena kehilangan kelembaban.
Nutrisi Kunci untuk Produksi Telur Berkualitas
Untuk memastikan indukan Serama mampu memproduksi telur serama yang subur dan berkualitas baik untuk ditetaskan, manajemen pakan adalah faktor utama. Ayam Serama memiliki metabolisme yang aktif, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi secara seimbang.
Pertama, protein harus dijaga optimal, terutama saat masa bertelur, sekitar 18-20% protein kasar sangat disarankan. Kedua, mineral sangat vital. Kalsium (Ca) harus diberikan dalam bentuk yang mudah diserap, seperti grit cangkang tiram, yang berfungsi membentuk cangkang telur yang kuat. Defisiensi kalsium adalah penyebab utama telur encer atau tidak berembrio.
Selain itu, vitamin D3 sangat penting karena berperan dalam penyerapan kalsium. Kandang yang mendapatkan sinar matahari pagi secara cukup membantu sintesis vitamin D3 alami. Dengan nutrisi yang tepat, diharapkan persentase daya tetas dari setiap butir telur serama dapat dimaksimalkan.
Proses Penetasan: Tantangan Telur Kecil
Proses penetasan telur serama memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dibandingkan telur ayam kampung biasa. Karena ukurannya yang kecil, masa inkubasi relatif sama (sekitar 21 hari), namun pengaturan mesin penetas harus sangat presisi.
Pengaturan Suhu dan Kelembaban
Suhu ideal untuk inkubasi telur unggas umumnya berada di kisaran 37.5°C hingga 37.8°C. Untuk telur Serama, fluktuasi suhu sedikit saja dapat berdampak besar. Kelembaban harus dipertahankan sekitar 55-60% selama 18 hari pertama, kemudian ditingkatkan menjadi 65-75% pada fase akhir penetasan. Kelembaban yang kurang akan menyebabkan embrio kering di dalam cangkang, sementara kelembaban berlebih dapat menyebabkan anakan kesulitan memecahkan cangkang saat menetas.
Rotasi Telur
Rotasi atau pemutaran telur serama wajib dilakukan minimal tiga kali sehari. Rotasi mencegah embrio menempel pada membran kulit cangkang bagian dalam. Jika terjadi penempelan, embrio akan mati sebelum waktunya. Pada mesin penetas otomatis, pastikan mekanisme pemutar bekerja dengan baik.
Menangani Telur Non-Tetas
Tidak semua telur serama akan berhasil menetas. Ada beberapa alasan umum telur gagal menetas, antara lain: ketidaksuburan (pejantan tidak mampu membuahi), masalah nutrisi indukan, penyakit, atau kesalahan dalam pengaturan mesin penetas. Telur yang tidak dibuahi (blangko) biasanya akan mengalami pembusukan jika dibiarkan dalam mesin terlalu lama.
Pemeriksaan telur (candling) sangat disarankan pada hari ke-7 hingga ke-10. Telur yang sehat akan menunjukkan vena-vena kecil dan bayangan embrio yang jelas. Jika telur terlihat kosong atau terdapat bercak darah (ring blood), segera keluarkan telur tersebut dari inkubator untuk mencegah kontaminasi jamur atau bakteri yang bisa menyebar ke telur sehat lainnya.
Kesimpulan
Budidaya ayam Serama adalah hobi yang memuaskan, namun menuntut ketelitian tinggi, terutama dalam manajemen telur serama. Dari pemilihan indukan yang sehat, pemberian pakan bernutrisi tinggi, hingga kontrol ketat terhadap parameter mesin penetas, setiap langkah kecil berkontribusi besar pada keberhasilan penetasan. Dengan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan spesifik telur Serama, para penghobi dapat menikmati hasil yang maksimal dari investasi dan ketekunan mereka dalam merawat ayam hias mungil ini.