Ayam Betina Mabung Bisa Bertelur: Mitos atau Fakta Nutrisi?

Telur Mabung

Pertanyaan mengenai apakah ayam betina yang sedang mengalami masa mabung (kerontokan bulu) masih bisa menghasilkan telur adalah topik yang sering diperdebatkan di kalangan peternak, baik skala rumahan maupun komersial. Secara umum, **masa mabung sering dianggap sebagai masa istirahat reproduksi** di mana tubuh ayam memprioritaskan pembentukan bulu baru. Namun, realitas di lapangan menunjukkan adanya pengecualian yang menarik terkait kemampuan ayam betina mabung untuk tetap bertelur.

Memahami Siklus Mabung pada Ayam Betina

Mabung adalah proses alami yang menandai akhir dari satu siklus produksi telur dan awal dari siklus baru. Periode ini biasanya terjadi setelah ayam mencapai puncak produksi atau ketika terjadi perubahan lingkungan yang signifikan, seperti perubahan panjang hari (fotoperiode) atau stres berat. Selama mabung, tubuh ayam mengalihkan energi yang biasanya digunakan untuk memproduksi sel telur menjadi energi untuk menumbuhkan bulu yang baru. Bulu baru ini penting karena berfungsi sebagai isolasi termal yang vital untuk kesehatan jangka panjang ayam.

Secara fisiologis, organ reproduksi (ovarium dan oviduk) cenderung menyusut ukurannya selama proses mabung karena produksi hormon reproduksi menurun drastis. Inilah alasan utama mengapa mayoritas peternak berasumsi bahwa ayam yang sedang mabung akan berhenti bertelur total.

Faktor yang Memungkinkan Ayam Mabung Tetap Bertelur

Meskipun jarang, ada beberapa kondisi yang memungkinkan ayam betina yang sedang dalam proses mabung—terutama pada tahap awal atau akhir mabung yang ringan—masih mampu menghasilkan telur. Kemungkinan ini sangat bergantung pada tingkat keparahan proses mabung itu sendiri:

  1. Mabung Ringan (Molting Parsial): Jika ayam hanya kehilangan sebagian kecil bulunya dan tidak mengalami perubahan berat badan yang drastis, sistem reproduksinya mungkin tidak sepenuhnya "mati." Dalam kasus ini, ayam masih dapat memproduksi telur yang ukurannya cenderung lebih kecil dari biasanya.
  2. Stres Lingkungan yang Terjadi Bersamaan: Terkadang, proses mabung dipicu oleh stres (misalnya, kekurangan pakan berkualitas), dan stres itu sendiri dapat memicu pelepasan hormon yang secara singkat masih memungkinkan ovulasi terjadi sebelum sistem reproduksi benar-benar berhenti.
  3. Variasi Genetik: Beberapa galur ayam, terutama ayam kampung atau ayam petelur generasi lama, memiliki insting reproduksi yang lebih kuat sehingga sulit untuk sepenuhnya menghentikan produksi telur meskipun sedang dalam kondisi fisik yang kurang ideal (seperti mabung).
Catatan Penting: Telur yang dihasilkan selama masa mabung seringkali memiliki kualitas cangkang yang buruk, tipis, atau bahkan tidak berinti kuning telur (egg white only). Jumlah produksinya juga sangat tidak konsisten.

Manajemen Kandang Saat Ayam Mengalami Mabung

Fokus utama peternak saat ayam mulai mabung seharusnya bukan pada memaksa mereka bertelur, melainkan memastikan pemulihan kondisi tubuh mereka secepat mungkin. Memaksa ayam bertelur saat tubuh sedang sibuk menumbuhkan bulu hanya akan memperpanjang masa pemulihan dan mengurangi produktivitas jangka panjang.

Untuk mendukung ayam yang mabung agar dapat segera kembali bertelur setelah proses selesai, perawatan nutrisi harus ditingkatkan secara signifikan:

Kesimpulan

Secara ringkas, ayam betina yang sedang mabung sangat jarang bertelur dalam jumlah yang signifikan atau dengan kualitas yang baik. Mabung adalah periode istirahat yang diperlukan. Jika Anda menemukan telur dari ayam yang sedang mabung, anggap itu sebagai anomali atau indikasi bahwa proses mabungnya belum sepenuhnya memengaruhi sistem reproduksi. Prioritaskan nutrisi tinggi protein untuk mempercepat pergantian bulu, dan setelah proses selesai, ayam akan kembali ke puncak produksi telur dengan kondisi tubuh yang lebih prima. Jangan pernah mengorbankan kesehatan jangka panjang ayam demi mendapatkan beberapa butir telur selama masa pemulihan.

🏠 Homepage