Ayam Kampung Unggul (KUB) telah menjadi primadona di kalangan peternak Indonesia karena pertumbuhannya yang cepat dan produktivitas telur yang relatif tinggi dibandingkan ayam kampung biasa. Namun, keberhasilan budidaya ayam KUB sangat bergantung pada kualitas genetik bibit yang digunakan, terutama pejantan. Memilih pejantan ayam KUB yang tepat adalah kunci utama untuk mendapatkan keturunan yang memiliki performa maksimal, baik dari segi kecepatan tumbuh maupun daya tahan tubuh.
Pejantan yang baik harus memiliki postur ideal. Tubuhnya harus tegap, memiliki dada bidang, dan kaki yang kokoh. Hal ini bukan hanya tentang penampilan, tetapi mencerminkan struktur tulang dan otot yang kuat. Dalam dunia peternakan, pejantan yang lemah cenderung menghasilkan DOC (Day Old Chick) yang kurang vigor. Vigor atau daya tahan hidup anakan ayam sangat penting, terutama pada fase kritis awal kehidupan mereka.
Karakteristik Fisik Pejantan KUB Ideal
Seorang pejantan KUB unggul biasanya menunjukkan ciri fisik yang menonjol. Pertama, perhatikan warna bulu. Meskipun KUB memiliki variasi warna, pastikan bulunya mengkilap dan terawat, tidak kusam. Jengger harus tegak sempurna, besar, dan berwarna merah cerah. Jengger yang pucat seringkali mengindikasikan masalah kesehatan atau kurangnya gairah reproduksi. Selain itu, perlu diperhatikan pula paruh yang kuat dan mata yang cerah, menandakan pejantan tersebut aktif dan responsif.
Penting juga untuk mengamati tingkah lakunya. Pejantan yang baik akan menunjukkan sifat kepemimpinan, misalnya dengan aktif mencari makan, berinteraksi secara sehat dengan betina, dan mengeluarkan suara kokok yang lantang. Keaktifan ini adalah indikator langsung dari kualitas sperma dan kesuburan yang akan diturunkan.
Peran Strategis Pejantan dalam Program Pemuliaan
Mengapa memilih pejantan KUB harus sangat diperhatikan? Dalam sistem perkawinan alami, satu pejantan idealnya melayani sekitar 8 hingga 10 ekor betina. Perbandingan ini memastikan bahwa setiap betina mendapatkan kesempatan kawin yang cukup, yang berdampak langsung pada persentase daya tetas telur. Jika rasio terlalu tinggi, efisiensi reproduksi akan menurun drastis.
Lebih dari sekadar angka, kualitas genetik yang dibawa pejantan menentukan apakah ayam KUB Anda akan mempertahankan keunggulannya. Program pemuliaan yang baik berfokus pada seleksi pejantan yang menunjukkan performa pertumbuhan terbaik di kelompoknya (misalnya, mencapai bobot ideal pada usia tertentu lebih cepat) dan memiliki riwayat kesehatan yang bersih. Pejantan yang unggul akan mewariskan gen untuk efisiensi pakan (FCR rendah) dan ketahanan terhadap penyakit umum peternakan.
Proses Seleksi dan Pengujian
Peternak yang serius dalam menghasilkan bibit berkualitas biasanya melakukan seleksi ketat. Proses ini sering dimulai sejak anakan ayam berumur beberapa minggu. Pejantan calon indukan dipisahkan dan diberi perlakuan khusus. Mereka harus dipelihara dengan nutrisi terbaik untuk memaksimalkan potensi genetiknya.
Pengujian performa juga krusial. Amati kecepatan penambahan berat badan (ADG) selama periode pemeliharaan. Jika hasil uji menunjukkan bahwa ayam jantan tersebut secara konsisten lebih unggul dari kontrol, maka ia layak ditetapkan sebagai pejantan ayam KUB inti. Ingatlah bahwa kualitas pejantan bukan hanya tentang seberapa besar ia tumbuh, tetapi seberapa baik ia mampu mentransfer sifat-sifat unggul tersebut kepada generasi berikutnya. Investasi waktu dan sumber daya dalam memilih pejantan adalah investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan bagi keberlanjutan usaha peternakan ayam KUB Anda.