Usaha peternakan ayam pedaging selalu menjadi sektor yang menjanjikan dalam bisnis agribisnis di Indonesia. Salah satu varietas yang semakin populer dan menawarkan potensi keuntungan signifikan adalah Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan). Berbeda dengan ayam broiler konvensional yang memiliki siklus panen sangat cepat namun rentan terhadap penyakit, Ayam KUB menawarkan kombinasi keunggulan antara sifat ayam kampung yang tahan banting dengan pertumbuhan yang relatif cepat, menjadikannya pilihan ideal bagi peternak skala rumahan hingga menengah.
Kelebihan Utama Ayam KUB Pedaging
Mengapa memilih KUB untuk usaha pedaging? Kunci utamanya terletak pada adaptabilitasnya. Ayam KUB menunjukkan daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap perubahan cuaca dan penyakit dibandingkan ayam ras murni. Ini mengurangi risiko kerugian akibat kematian massal. Selain itu, performa pertumbuhannya cukup memuaskan; meskipun tidak secepat broiler komersial (yang panennya sekitar 30-35 hari), KUB bisa mencapai bobot jual optimal (sekitar 0.8 hingga 1 kg) dalam rentang 60 hingga 75 hari, tergantung manajemen pakan.
Dari sisi permintaan pasar, daging ayam KUB dihargai lebih tinggi karena memiliki tekstur yang lebih kenyal dan rasa yang dianggap mendekati ayam kampung asli. Hal ini membuka ceruk pasar premium, seperti restoran atau konsumen yang mencari kualitas daging yang lebih baik.
Langkah Awal Membangun Usaha
Memulai usaha ayam KUB pedaging memerlukan perencanaan yang matang. Fokus utama harus berada pada penyediaan DOC (Day Old Chick) atau bibit yang berkualitas dari pemasok terpercaya. Setelah bibit didapatkan, langkah selanjutnya adalah persiapan kandang.
Manajemen Kandang dan Brooding
Untuk fase awal (brooding), kehangatan sangat krusial. Pastikan kandang dilengkapi pemanas (brooder) yang memadai. Isolasi kandang dari angin langsung juga penting selama 2-3 minggu pertama kehidupan DOC. Setelah anak ayam kuat, mereka bisa dipindahkan ke kandang postal terbuka yang baik sirkulasi udaranya.
Strategi Pakan Efisien
Biaya pakan seringkali menjadi komponen pengeluaran terbesar dalam peternakan. Meskipun KUB memiliki efisiensi pakan yang lumayan, penggunaan pakan komersial perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Banyak peternak sukses menggabungkan pakan pabrikan berkualitas tinggi pada fase starter (0-4 minggu) untuk memaksimalkan perkembangan organ vital, dan kemudian beralih ke pakan lokal atau alternatif yang lebih murah pada fase finisher (setelah 5 minggu), sambil tetap memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
- Fase Starter: Fokus pada protein tinggi (sekitar 20-22%) untuk pertumbuhan tulang dan otot awal.
- Fase Grower/Finisher: Penyesuaian formulasi pakan dapat dilakukan, bisa mencampurkan dedak halus atau hijauan yang dicerna baik.
- Air Minum: Selalu pastikan ketersediaan air minum bersih dan segar setiap saat.
Analisis Keuntungan Potensial
Keuntungan dari usaha ayam KUB pedaging terletak pada harga jual yang kompetitif di pasar. Jika ayam broiler umumnya dijual dengan harga Rp25.000 - Rp30.000 per kilogram karkas, ayam KUB seringkali bisa mencapai Rp40.000 - Rp50.000 per kg, terutama jika dipasarkan sebagai "ayam kampung semi-modern." Walaupun masa panennya lebih lama sekitar 2-3 minggu dibanding broiler, selisih harga jual yang signifikan seringkali menutupi waktu tunggu tambahan tersebut. Skala usaha yang lebih kecil juga memungkinkan manajemen pakan yang lebih fleksibel, mengurangi risiko finansial secara keseluruhan.
Kesuksesan dalam bisnis ini sangat bergantung pada pemahaman siklus pasar, pengendalian penyakit melalui biosekuriti ketat, serta kemampuan membangun jaringan pemasaran yang stabil. Dengan manajemen yang baik, usaha ayam KUB pedaging menawarkan jalan yang solid menuju profitabilitas di sektor peternakan.