Mendapatkan produksi telur yang tinggi dan konsisten adalah tujuan utama setiap peternak ayam petelur. Proses bertelur pada ayam tidak hanya bergantung pada genetika, tetapi sangat dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan, nutrisi, dan lingkungan. Memahami setiap aspek ini krusial untuk memaksimalkan potensi ayam petelur Anda.
1. Nutrisi Pakan Berkualitas Tinggi
Pakan adalah komponen biaya terbesar sekaligus faktor penentu utama dalam produksi telur. Ayam petelur membutuhkan komposisi nutrisi yang seimbang, terutama saat mereka memasuki fase puncak produksi (sekitar usia 20 hingga 40 minggu).
Kebutuhan Protein dan Energi
Protein sangat vital untuk pembentukan putih telur (albumin). Pastikan pakan memiliki kandungan protein yang memadai, biasanya berkisar antara 16% hingga 18% untuk ayam layer puncak. Energi yang cukup diperlukan agar ayam memiliki daya tahan dan kemampuan memproduksi kuning telur yang baik. Kekurangan energi seringkali menyebabkan ayam mengurangi produksi telurnya atau menghasilkan telur yang lebih kecil.
Peranan Kalsium dan Fosfor
Kalsium (Ca) adalah mineral yang paling dibutuhkan karena membentuk cangkang telur. Cangkang yang kuat memerlukan asupan kalsium sekitar 3,5% hingga 4,5% dalam pakan harian. Pemberian kalsium seringkali dibagi, yaitu sebagai tepung kalsium halus dicampur dalam pakan utama, dan sebagian lagi dalam bentuk grit (kerikil kasar) yang diberikan terpisah, memungkinkan ayam mengambil sesuai kebutuhannya, terutama pada sore hari menjelang malam ketika pembentukan cangkang terjadi intensif.
2. Manajemen Lingkungan yang Nyaman
Kenyamanan lingkungan sangat memengaruhi tingkat stres ayam, yang secara langsung berhubungan dengan produksi hormon reproduksi.
Pengaturan Suhu dan Ventilasi
Suhu ideal untuk ayam petelur berada di kisaran 20°C hingga 25°C. Suhu yang terlalu panas (di atas 30°C) akan menyebabkan ayam stres panas, mengurangi nafsu makan, dan menurunkan produksi telur secara drastis. Ventilasi yang baik sangat penting untuk memastikan pertukaran udara segar dan mengurangi kadar amonia serta kelembaban di dalam kandang.
Pencahayaan (Durasi dan Intensitas)
Pencahayaan adalah pemicu hormonal utama untuk memicu ayam mulai bertelur dan menjaga laju produksi. Ayam petelur membutuhkan durasi cahaya sekitar 14 hingga 16 jam per hari. Intensitas cahaya harus cukup terang (sekitar 10-15 lux di tingkat mata ayam) agar ayam dapat melihat pakan dan air minum dengan mudah, tetapi tidak terlalu menyilaukan.
3. Kesehatan dan Vaksinasi Rutin
Ayam yang sakit tidak akan mampu menghasilkan telur berkualitas. Program kesehatan yang terencana adalah kunci pencegahan.
- Program Vaksinasi: Ikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan untuk penyakit umum seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Gumboro.
- Biosekuriti: Batasi akses orang luar ke area kandang. Bersihkan peralatan secara rutin dan pastikan tidak ada vektor penyakit (seperti tikus atau serangga) yang masuk.
- Air Minum Bersih: Air minum harus selalu tersedia, bersih, dan segar. Kualitas air sangat mempengaruhi daya serap nutrisi.
4. Pengelolaan Umur dan Siklus Produksi
Setiap ayam memiliki siklus puncak produktivitas. Ayam biasanya mulai bertelur pada usia sekitar 18-20 minggu. Sebelum mencapai usia ini, pakan yang diberikan harus mendukung pertumbuhan kerangka dan organ reproduksi, bukan fokus pada pakan layer tinggi kalsium.
Ketika produksi mulai menurun (biasanya setelah usia 60-70 minggu), peternak sering mempertimbangkan program afkir dini atau manajemen pakan yang disesuaikan untuk menghemat biaya energi yang tidak lagi efisien untuk produksi telur. Kepadatan kandang juga harus dikontrol; kepadatan berlebihan menyebabkan stres dan persaingan nutrisi, yang ujungnya menurunkan angka bertelur.
Secara keseluruhan, cara bertelur ayam petelur yang efektif adalah kombinasi sinergis antara nutrisi tepat, lingkungan yang stabil tanpa stres, serta pemantauan kesehatan yang ketat. Dengan perhatian pada detail-detail kecil ini, hasil produksi telur akan optimal.